Pengamat Transportasi Publik Leny Maryouri PhD memberikan analisisnya terkait siapa saja tokoh di balik kesuksesan tersebut.
Menurut Leny, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan fokus pada pembangunan di level menciptakan kenyamanan bagi masyarakatnya.
Kalau bicara transportasi general (umum), kata dia, sebenarnya sudah ada pada masa-masa jauh sebelum Anies.
"Sekarang ini kan prestasi DKI diklaim sebagai hasil kinerja Pak Ahok dan Pak Jokowi sebelumnya (semasa jadi gubernur). Let say (mari kita bicara) ke belakang sedikit, itu sebenarnya kalau bicara transportasi, Jakarta itu sejak dulu sudah diakui mempunya jaringan public transport yang sangat connect dan sangat bagus," kata Leny dalam kanal Hersubeno di YouTube.
Dia mencontohkan, ketika masyarakat berdiri di mana saja pasti sudah ada public transport.
Sejak tahun 80-an kondisinya sudah seperti itu. Jadi sudah diakui jaringan transportasinya sangat bagus.
"Ingat ya, itu jaringannya. Jadi transportasinya itu di mana-mana ada," ucapnya.
Nah, berikutnya di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hard infrastructure-nya itu kebijakannya mulai diwadahi secara baik. Jadi pondasi kebijakannya ada di sana.
"Kebijakan hard infrastructurenya ditambah dengan pendanaan itu ada di masa Pak SBY," sebut Leny.
Pada masa Jokowi menjadi gubernur, lanjutnya, itu sudah masuk ke implementasi. Karena transportasi itu kewajiban pemerintah untuk menyediakan public transport. Baik itu angkutan manusia maupun angkutan barang.
Masa Jokowi ini menurut Leny, melanjutkan dari sebelum-sebelumnya. Mulai dibangun MRT dan LRT.
"Nah timnya (Jokowi, red) merasa itulah tonggaknya tetapi dari sisi kebijakan. Skema pendanaan itu dari masanya Pak SBY. Bahkan jauh sebelumnya itu sudah ada," terangnya.
Lantas apa peran Anies? Leny menyebutkan, Anies menyadari public transport itu harus ditingkatkan penggunanya.
Begitu pula kebanggaannya. Tujuannya agar masyarakat sudah tidak gengsi lagi untuk naik transportasi publik.
Selain nyaman dan aman, juga penggunanya punya gengsi lebih tinggi.
Untuk bisa menarik pengguna public transport yang berpenghasilan level menengah ke atas maka harus bisa menciptakan public transport yang terintegrasi lebih baik. Keindahan kota juga lebih baik.
"Nah inilah yang menjadi sesuatu hal yang baru. Dan itu harus diakui dilakukan pada masa pemerintahan Anies Baswedan, tanpa bermaksud menghilangkan yang lain (masa sebelumnya)," cetus Leny.
Dia mengungkapkan Jakarta sudah naik tingkat dari sisi estetiknya. Jadi kota itu bukan basic infrastructure tetapi masuk ke estetikanya, yaitu keindahan kotanya, kemudian kenyamanannya.
Estetika kota itu penting bagi semuanya, karena estetika kota itu bisa menarik turis jika levelnya sudah tinggi.
"Orang ingin ke kota tertentu karena ingin menikmati keindahan kota tersebut. Jadi estetika kota itu bisa memunculkan Tourism Effect," pungkasnya. [Democrazy/jpnn]