Ini lantaran pemerintah tidak bekerja tidak secara substantif dalam menyelesaikan masalah dalam negeri.
Sorotannya itu tertuju pada kebijakan utang pemerintah yang secara akumulatif mendapat Rp 24,5 triliun dalam 2 pekan terakhir.
Kebijakan tersebut menurutnya aneh. Sebab, defisit anggaran yang terjadi jauh berkali lipat dari total utang yang didapat.
“Ini aneh. Dalam 2 minggu dapat utangan Rp 24,5 T. Itu pun recehan. Sementara defisit APBN Rp 1.000-an T,” tuturnya kepada redaksi sesaat lalu, Minggu (22/11).
Menurut Iwan Sumule, kondisi negeri semakin aneh lantaran Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya kini sibuk mengurus kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Bahkan TNI turut diturunkan untuk sebatas mencopoti baliho Habib Rizieq, yang notabene hal itu adalah tugas dari Satpol PP.
Anehnya lagi, kata Iwan Sumule, pemberitaan yang berlebih soal Habib Rizieq tersebut membuat mahasiswa, pemuda, dan buruh lupa dengan apa yang mereka perjuangkan.
Di mana beberapa bulan lalu mereka menggelar aksi penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
"Dua pekan ini memang aneh, Jokowi sibuk uruh Habib Rizieq dan mahasiswa lupa demo," kata Iwan Sumule.
Dia mengingatkan, Menko Polhukam Mahfud MD pernah mengatakan bahwa UU Ciptaker tetap akan jalan terus sekalipun ada gelombang demo.
Artinya, dibutuhkan gelombang yang lebih besar jika niat untuk mencabut UU Ciptaker masih ada, bukan malah diam.
“Didemo saja jalan terus, apalagi berhenti demo dan melupakannya. Butuh tekanan massa banyak agar pemerintah terbitkan Perppu pembatalan,” ujarnya.
“Jangan juga lupa kalau UU Corona masih beri imunitas bagi pengguna uang negara,” demikian Iwan Sumule. [Democrazy/rmol]