Oleh nelayan, buaya tersebut sempat dipanah dan dipukul dengan balok.
"Informasi yang saya dapat, buaya itu sempat terluka akibat dianiaya nelayan yang melintas di seputaran sungai. (Dianiaya) dengan balok dan panah karena dikira ikan," kata Bhabinkamtibmas Tello Baru Bripka Muhammad Kazim, Kamis (12/11/2020).
Bripka Kazim mengatakan buaya yang dianggap jadi-jadian itu awalnya muncul pada Selasa (10/11) sekitar pukul 22.00 Wita.
Warga yang melihat buaya tersebut lalu saling memberi informasi satu sama lain.
Singkat cerita, warga mendiamkan buaya itu di pinggiran sungai dan baru ditemui lagi pada keesokan harinya, Rabu (11/11).
Saat ditemui untuk kedua kalinya itulah kemudian sejumlah pengendara yang melintas berhenti di tepi jalan untuk mendokumentasikan momen itu hingga viral di media sosial.
"Lalu buaya tersebut dibawa kembali ke salah satu rumah warga di Jl Pacinang 5 milik lelaki Muliadi untuk dipertemukan dengan orang yang mengaku keluarga dari buaya tersebut," tutur Bripka Kazim.
Menurut Bripka Kazim, dia sempat meminta agar warga menyimpan buaya tersebut pada sangkar.
Namun warga menolak karena buaya itu dianggap memiliki kembaran manusia.
"Untuk menghargai dan menghormati kepercayaan mereka sehingga saya tidak melakukan upaya paksa," tutur Bripka Kazim.
Tampak buaya itu disimpan di ruang tengah rumah dan dikerumuni warga. [Democrazy/dtk]