Temuan Komnas HAM ini merujuk pada satu orang tersangka yang diduga menyebabkan Yeremia tewas karena kehabisan darah setelah mengalami penyiksaan dan penembakan dari jarak dekat.
Berdasarkan temuan Komnas HAM, pelaku diduga adalah Wakil Komandan Rayon Militer (Danramil) Hitadipa, Alpius.
Menanggapi hal tersebut, kata Riad, pihak TNI masih berpedoman pada temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya bentukan pemerintah yang hasil investigasinya telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
"Maaf, kami masih berpedoman kepada Kemenko Polhukam atas nama negara yang membentuk resmi TGPF, release Menko Polhukam sudah cukup jelas," kata Riad saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (6/11).
Dia menyatakan pihaknya tak ingin mengganggu proses yang saat ini masih berjalan berkaitan dengan penyelidikan dan penyedikan. Hal ini berpedoman pada hasil temuan TGPF.
"Hal ini agar tidak mengganggu proses yang akan dilakukan selanjutnya. Terima kasih," kata dia.
TGPF sendiri telah melakukan investigasi di lapangan dan menemukan fakta bahwa Yeremia tewas diduga karena oknum aparat.
Namun dalam rilis yang disampaikan Mahfud tersebut tak dirinci dengan detail siapa oknum aparat tersebut.
Sementara itu, Komnas HAM yang juga melalukan investigasi di Intan Jaya dengan tim yang berbeda dari Kemenko Polhukam.
Mereka menemukan fakta bahwa Wakil Danramil diduga sebagai pelaku penembakan yang menyebabkan Yeremia tewas.
Komnas HAM juga telah menyerahkan hasil investigasi tersebut kepada Mahfud.
Sementara itu, Mahfud berjanji akan menyampaikan hasil tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan selanjutnya akan ditindaklanjuti.
Ketua Tim Kemanusiaan Provinsi Papua untuk Kasus Kekerasan Terhadap Tokoh Agama di Kabupaten Intan Jaya, Haris Azhar juga telah membeberkan hasil investigasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani yang tewas tertembak diduga oleh oknum aparat TNI di distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, 19 September lalu.
Tim ini menyatakan penembakan Yeremia berawal dari insiden yang terjadi pada 17 September 2020.
Kala itu, terjadi baku tembak antara personel TNI di kawasan Sugapa Lama dengan komplotan OPM. [Democrazy/cnn]