Pertumbuhan tersebut dinilai lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang tumbuh minus 5,32 persen.
Dijelaskan, pertumbuhan kuartal III yang lebih baik ini ditunjukan karena adanya proses perbaikan ekonomi atau pembalikan arah (turning point) dari aktivitas ekonomi nasional.
“Hal ini menunjukan adanya perbaikan dari aktivitas-aktivitas ekonomi nasional. Seluruh komponen pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pengeluaran dan produksi mengalami peningkatan,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Kamis (5/11).
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan perbaikan kinerja perekonomian didorong juga oleh peran stimulus fiskal atau dari instrumen APBN dalam penanganan pandemi Covid-19 lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sri Mulyani juga bilang, penyerapan belanja negara mengalami peningkatan pada kuartal III.
Hal ini tercatat dari belanja negara yang tumbuh 15,5 persen terutama ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama UMKM.
“Rilis BPS juga menunjukan bahwa realisasi percepatan belanja negara meningkat pesat pada kuartal III, sehingga membantu peningkatan dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang tumbuh 9,8 persen yoy,” ujar Menkeu.
Pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,8 persen yoy juga meningkat tajam apabila dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang tumbuh minus 6,9 persen.
Pertumbuhan ini mengalami turning point hingga 17 persen. [Democrazy/bzlw]