Salah satu warga RT 3 RW 5 Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Zainal menyatakan awalnya pihaknya mendapatkan informasi bansos yang didapatkan warga ada dua jenis, yakni bantuan uang tunai Rp250 ribu serta bantuan non-tunai sembako senilai Rp250 ribu.
"Pemberitahuan itu melalui kantor pos ke pengurus RW, ke RT, lalu ke kita. Waktu itu saya dapat WhatsApp langsung dari pengurus RT," kata Zainal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (27/10).
Tak lama usai mendapat informasi itu, ia lalu mendatangi kantor pos setempat untuk mengambil bantuan. Namun, kata dia, pihak kantor pos menyebut bahwa bantuan tersebut belum ada.
"Lalu, tahu-tahu dinihari tadi diantar oleh petugas pos. Kebetulan saya enggak ada di rumah, yang diterima istri. Tapi kok Rp100 ribu (bantuan tunai), di WhatsApp itu Rp250 ribu," tutur dia.
Menurutnya, bantuan tunai Rp100 ribu itu diterima pula oleh 6 warga lainnya di lingkungan tersebut.
Dia mengatakan warga pun mencoba mempertanyakan hal itu ke pengurus RT/RW.
Namun, pihak terakhir juga tidak mengetahui penyebab bantuan tunai yang diterima hanya Rp100 ribu.
"Ya, RT dan RW juga bingung jawabnya, karena mereka juga enggak tahu, prosesnya dari pos langsung ke warga. Jadi kan, bingung mau nanya ke siapa," kata dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar memastikan tidak ada pemotongan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terhadap penyaluran bansos itu.
"Itu (Rp250 ribu) informasi awal. Yang terakhir Rp100 ribu," kata dia, Selasa.
Ia menyebut, perubahan besaran bantuan tunai itu sebelumnya telah diinformasikan kepada Pemkot/Pemkab se-Provinsi Jawa Barat.
"Sudah diinformasikan kepada para Sekda, Kadinsos dan Kadis Indag se-Jabar. Mudah-mudahan pihak Kabupaten/Kota sudah menyosialisasikannya," ucap dia. [Democrazy/cnn]