DEMOCRAZY.ID - Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding aksi pengganggu yang mendemo agenda Koalisi Aksi Menyelamatkan Bangsa ( KAMI ) di Surabaya pada Senin (28/9/2020) adalah massa yang sengaja dibayar untuk mengacaukan acara. Tudingan Gatot ini kemudian ditanggapi oleh beberapa koordinator massa aksi yang membantah bahwa dibayar untuk mendemo. Namun, dalam sebuah video di akun Youtube Hersubeno Point terbongkar bahwa massa aksi yang mengganggu acara KAMI memanglah dibayar. Dalam video tersebut, Hersubeno melakukan wawancara pada seorang ustadz di Surabaya asal Ambon yang bernama M. Syarif Tuasikal . M. Syarif ini adalah Sekretaris Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pelauw ( IPPMAP ) di Kota Surabaya. Dirinya mengaku didatangi oleh sejumlah mahasiswa asal Ambon yang meminta maaf telah mau menerima dan mengikuti aksi demonstrasi di Surabaya kemarin. Dua mahasiswa ini mengaku diajak untuk berdemo ketika mereka sedang lagi asyik ngopi di sebuah warung kopi. Mereka berdua mengaku di
DEMOCRAZY.ID - Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding aksi pengganggu yang mendemo agenda Koalisi Aksi Menyelamatkan Bangsa ( KAMI ) di Surabaya pada Senin (28/9/2020) adalah massa yang sengaja dibayar untuk mengacaukan acara. Tudingan Gatot ini kemudian ditanggapi oleh beberapa koordinator massa aksi yang membantah bahwa dibayar untuk mendemo. Namun, dalam sebuah video di akun Youtube Hersubeno Point terbongkar bahwa massa aksi yang mengganggu acara KAMI memanglah dibayar. Dalam video tersebut, Hersubeno melakukan wawancara pada seorang ustadz di Surabaya asal Ambon yang bernama M. Syarif Tuasikal . M. Syarif ini adalah Sekretaris Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pelauw ( IPPMAP ) di Kota Surabaya. Dirinya mengaku didatangi oleh sejumlah mahasiswa asal Ambon yang meminta maaf telah mau menerima dan mengikuti aksi demonstrasi di Surabaya kemarin. Dua mahasiswa ini mengaku diajak untuk berdemo ketika mereka sedang lagi asyik ngopi di sebuah warung kopi. Mereka berdua mengaku di