KRIMINAL

TGPF Menduga Oknum TNI Terlibat Tragedi Penembakan Pendeta Yeremia, TNI Merespons Begini

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
TGPF Menduga Oknum TNI Terlibat Tragedi Penembakan Pendeta Yeremia, TNI Merespons Begini

TGPF Menduga Oknum TNI Terlibat Tragedi Penembakan Pendeta Yeremia, TNI Merespons Begini
DEMOCRAZY.ID - Hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menyatakan tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani diduga ada keterlibatan oknum aparat ataupun pihak ketiga. Pihak TNI menyatakan menghormati hasil temuan TGPF.

"Seluruh pihak wajib menghormati hasil temuan TGPF yang telah bekerja dengan maksimal," kata Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa dalam keterangannya, Rabu (21/10/2020).


Dia mengatakan TNI menjunjung supremasi hukum. TNI menyatakan tak akan menutupi tindakan oknum personel yang melanggar hukum.


"TNI sangat menjunjung tinggi proses hukum sebagai tindak lanjut dari proses ini. TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang jelas-jelas melanggar hukum, aturan dan perintah-perintah dinas, karena ini merupakan komitmen pimpinan TNI untuk menjadikan TNI sebagai institusi yang taat hukum," ujar dia.


Dia mengatakan proses hukum bila ada oknum personel TNI-Polri yang melakukan pelanggaran bisa dilakukan karena identitas personel, kesatuan, dan garis komandonya jelas. Bahkan, lanjutnya, jika dilaksanakan persidangan militer, sudah jelas mekanismenya.


Namun, Suriastawa bertanya balik jika pelaku pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.


"Bagaimana bila pelakunya KKB? Karena tidak jelas pelakunya, organisasinya, dan lain-lain. Apalagi sesaat setelah penembakan TGPF (Jumat, 9/10), KKB mengaku bertanggung sekaligus menolak keberadaan TGPF berikut hasilnya. Kita semua harus mendukung proses pro justitia yang akan dilakukan oleh pemerintah, demi keamanan di Papua," ujarnya.


Sebelumnya diberitakan, Menko Polhukam Mahfud Md membacakan hasil investigasi TGPF mengenai rentetan peristiwa kekerasan yang terjadi di Intan Jaya, Papua. Mahfud mengatakan peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia diduga ada keterlibatan oknum aparat.


Namun dia tak menutup kemungkinan penembakan dilakukan pihak ketiga.


"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat, meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," kata Mahfud di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (21/10).


TGPF tidak mencapai kesimpulan penuh karena tak menemukan saksi mata langsung terkait penembakan Pendeta Yeremia. Berdasarkan hasil investigasi, TGPF pun tidak menutup kemungkinan keterlibatan KKB dalam penembakan Pendeta Yeremia ini.


"Kemungkinan pihak ketiga itu memang, waktu itu kan dugaan-dugaan yang muncul di luar ada yang menduga aparat, kita selidiki. Ada yang menduga pihak ketiga. Kalau pihak ketiga, itu kan teori konspirasinya, itu nanti KKB yang bunuh, nanti dituduhkan ke aparat. Itu teori konspirasinyalah yang muncul. Itu makanya tim ini ada saja (membuat) kemungkinan itu," ungkap Mahfud.


Diketahui, Pendeta Yeremia tertembak pada 19 September 2020. Ada rentetan peristiwa penembakan lain di Intan Jaya di sekitar waktu tersebut.


Selain soal penembakan Pendeta Yeremia, Mahfud juga mengungkap terkait penembakan yang menyebabkan anggota TNI dan sipil menjadi korban. Dia mengatakan rentetan peristiwa tersebut ada keterlibatan KKB Papua.


"Informasi dan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua aparat, yakni Serka Sahlan pada 17 September 2020 dan Pratu Dwi Akbar Utomo pada 19 September 2020. Demikian pula terbunuhnya seorang warga sipil atas nama Badawi pada tanggal 17 September 2020," ungkap Mahfud. [Democrazy/dtk]

Penulis blog