Demikian dikatakan Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari dalam acara Mata Najwa bertajuk “Tahun Pertama: Jokowi-Maruf Sampai Di Mana?”, di Jakarta, kemarin.
“Jadi, begini ada di dalam literasi soal hukum tata negara dan politik, ada yang namanya kutukan di periode kedua. Di periode kedua itu tidak hanya muncul berbagai skandal, tapi watak asli seorang presiden,” ucap Feri.
Dia menambahkan watak asli gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo di periode kedua ini telah tampak.
Salah satunya bersikap represif terhadap orang yang kontradiktif terhadap dirinya. Wataknya ya represif dan tak peduli, lanjut Feri.
Di era Jokowi, seorang yang membawa bendera pusaka dipenjara. Ada lima anak muda yang bermimpi Indonesia bebas dari korupsi meninggal. Apa respons Jokowi?” tukasnya.
“Hari ini orang berkumpul, ramai-ramai seluruhnya membahas ada UU yang tidak melibatkan publik sama sekali, Jokowi sadar betul dan tahu betul, banyak bolong dan salahnya, Jokowi tidak peduli,” lanjutnya.
Selain itu, adanya tindakan-tindakan yang disusul dengan penangkapan orang hal itu membuat citra Jokowi buruk.
“Yang mestinya Jokowi ajak bicara dengan cara elegan cara-cara demokrasi. Orang yang menangkap lawan politiknya sudah pasti represif. UU yang tidak melibatkan banyak orang pasti UU represif,” katanya.
Jokowi tak peduli protes buruh, mahasiswa dan rakyat terhadap Omnibus Law. Dia akan jalan terus apapun yang menghadang omnibus law, tegasnya. [Democrazy/jstc]