Rocky menyoroti penanganan pandemi dibawah kepemimpinan Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini sudah mencapai waktu dua pekan, yakni batas waktu yang diberikan oleh Jokowi kepada Luhut.
Rocky Gerung penasaran dengan metode yang digunakan oleh Luhut sehingga dirinya mengklaim bahwa angka kasus covid-19 sudah mengalami penurunan.
“Luhut Jenderal Bintang 4, ‘saya bintang 5’, kata si covid itu,” sindir Rocky dalam kanal Youtube-nya.
Rocky mengungkapkan bahwa kejelasan metode pengetahuan harus benar dan bisa diterapkan dalam penanganan wabah covid-19 ini.
Dirinya juga secara blak-blakan mengaku lebih percaya epidemiolog daripada para pejabat yang saat ini ditugaskan menangani wabah covid.
“Perilaku covid ini hanya bisa diterangkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan. Sekarang covid sudah bisa didisiplinkan atau belum, nah itu perlu keterangan dari epidemiolog. Jadi saya jauh lebih percaya dengan para epidomiolog yang telah bertahun-tahun belajar tentang ini daripada mereka yang ditugaskan selama 2 minggu,” ujarnya.
Pembelaan yang dilontarkan oleh Rocky terhadap para epidemiolog ini bukan tanpa alasan.
Rocky melihat ini dari keberhasilan negara-negara lain dimana pemerintahannya mempercayakan dan mengutamakan para epidemiolog untuk melakukan penanganan pandemi corona.
“Kalau di luar negeri, dikatakan berhasil menurunkan kasus covid karena ada tracing yang dilakukan serta diimbangi dengan konsistensi seorang pemimpin. Kalau model luar negeri digunakan epidomiolog untuk diterapkan di Indonesia, tracing tidak bertambah, kepemimpinan berubah-ubah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rocky menduga tanda rendahnya ketegasan pemerintah soal metode pertanggungjawaban dalam penanganan covid ini adalah dengan mundurnya epidemiolog Akmal Taher dari struktur Satuan Tugas Covid-19 beberapa waktu lalu.
“Mundurnya Prof Akmal itu tanda terang bahwa tidak adanya metode pertanggungjawaban dalam penanganan covid-19 di Indonesia,” ungkapnya.
Maka dari itu, Rocky menganggap dalam dua pekan ini pemerintah telah gagal dalam menurunkan angka kasus covid-19 di tanah air. [Democrazy/Lukman]