AGAMA POLITIK

Refly Harun Mengaku Tidak Sabar Menyambut Kedatangan Habib Rizieq

DEMOCRAZY.ID
Oktober 20, 2020
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Refly Harun Mengaku Tidak Sabar Menyambut Kedatangan Habib Rizieq

Refly Harun Mengaku Tidak Sabar Menyambut Kedatangan Habib Rizieq
DEMOCRAZY.ID - Ahli hukum tata negara Refly Harun secara pribadi mengaku menunggu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia. 

Diketahui, HRS akan balik ke Tanah Air untuk memimpin revolusi akhlak.


Dalam salah satu bagian videonya, Refly berharap revolusi akhlak benar-benar terjadi. 


"Saya pribadi, dan kita semua, saya tidak tahu ya, menunggu Habib Rizieq pulang," kata Refly Harun dalam video berjudul 'SIAP-SIAP!! REVOLUSI HABIB RIZIEQ!!' yang tayang di Channel YouTube Refly Harun, Selasa (20/10/2020).


Namun, kata Refly, dia menanti Habib Rizieq pulang bukan karena dia mengagumi Habib Rizieq. 


Menurutnya, ini lebih karena hak warga negara untuk bisa menginjakkan kaki di negaranya sendiri dan untuk bertemu kerabatnya.


"Dan itu adalah hak asasi manusia. Sebagai warga negara dia tidak boleh kehilangan haknya untuk menginjak bumi ini. Kalau ada permasalahan dengan pemerintahan Arab Saudi, harusnya pemerintah kita turun tangan untuk menyelesaikannya karena tidak boleh membiarkan warga negara terkatung-katung di luar negeri, seperti stateless saja, seperti tidak ada pemerintah saja, seperti tidak ada kewarganegaraan saja. tidak boleh," paparnya.


Refly juga mengatakan menunggu peran dan partisipasi Habib Rizieq dalam membangun bangsa ini. 


"Siapa tahu, ada shifting mentality, dia menyelesaikan ruang kosong yang ditinggalkan oleh Presiden Jokowi karena sudah meninggalkan tagline 'revolusi mental'. Ya revolusi mental, revoluasi akhlak, kurang lebih sama," ujarnya.


Lanjut Refly, yang penting adalah, dalam revolusi itu, kita menginginkan pemimpin yang amanah, pemimpin yang jujur, pemimpin yang mengejawantahkan pesan konstitusional kita untuk melindungi segenap bangsa, mencerdaskan segenap bangsa, menyejahterakan mereka agar mereka ikut dalam perdamaian dunia.


"Indonesia menjadi bagian dari perdamaian dunia, menjadi bagian dari kesejahteraan dunia, bukan negara peminta tapi negara yang pemberi," katanya. [Democrazy/sdnws]

Penulis blog