DEMOCRAZY.ID
Peristiwa ini diketahui terjadi ketika Rapat Paripurna DPR dalam pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang pada Senin kemarin.
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai perilaku yang ditunjukkan Puan Maharani tersebut layaknya sikap anak-anak.
“Ya seperti itulah wajah pemimpin di negeri kita tercinta ini. Seharusnya sebagai pimpinan lembaga legislatif, Puan Maharani bisa berpikir dewasa dan bersikap bijaksana. Tidak boleh seperti itu, seperi anak-anak,” ujar Ujang.
Ujang mengungkapkan pendapatnya terhadap perilaku Puan Maharani yang sungguh bersikap bertentangan dengan nilai-nilai demokratis Pancasila.
“Sebagai seorang politisi bahkan pemimpin di DPR, Puan seharusnya bisa bersikap sebagai seorang negarawan yang baik. Bukan malah menunjukkan sikal kekanak-kanakan seperti kemarin itu,” pungkasnya.
Menurut Ujang, jika Puan merasa dirinya adalah wakil wakyat terhormat dari sebuah lembaga parlemen terhormat, seharusnya kejadian Puan Maharani mematikan mikrofon anggota DPR tidak perlu terjadi.
“Sesama anggota DPR seharusnya bisa saling menghormati satu sama lain. Jika ada protes atau interupsi dari anggota DPR yang lain, ya harus diterima dan didengarkan dengan baik,” tegas Ujang.
Sekadar menginfokan, video Puan Maharani yang sengaja mematikan mikrofon anggota DPR tersebut viral di jagad media sosial.
Kejadian ini bermula ketika Anggota DPR Fraksi Demokrat Irwan ingin menyampaikan pandangan mereka terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Namun, Wakil Ketua DPR RI yang berasal dari Fraksi Golkar yakni Azis Syamsudin terlihat berdiskusi kecil dengan Puan Maharani yang saat itu duduk bersebelahan.
Namun, selesai berdiskusi, Puan Maharani malah terlihat sengaja menekan tombol mematikan mikrofon sehingga suara Irwan menjadi tidak terdengar.
Kejadian memalukan pimpinan DPR ini pun mendapat banyak respon negatif tidak hanya dari para akademisi dan pakar, namun juga masyarakat biasa. [Democrazy/Hendra]
