Semenjak Luhut memimpin, jumlah penambahan kasus positif covid-19 di Indonesia justru mengalami kenaikan signifikan dan bahkan terus memburuk.
Menurut Dedi, pemerintah masih belum paham dan masih salah dalam mengartikan penanganan covid-19.
Sebab, sampai saat ini pemerintah terkesan tidak serius karena hanya menunjuk orang-orang itu saja untuk memimpin penanganan covid.
Bahkan mereka yang bukan bidangnya diminta untuk mengurusi bidang itu, padahal sangat banyak orang yang jauh lebih mampu daripada hanya mengandalkan orang-orang itu saja.
Dedi juga mengatakan, untuk bisa menangani penyebaran virus corona ini, harus didasarkan dengan strategi yang tepat.
Kemudian untuk hasil yang lebih baik maka para pembuat strategi serta pelaksana strategi ini juga harus dipegang oleh orang yang tepat, orang yang mengerti tentang bidang itu.
“Selama pemerintah kita tidak konsisten dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan penanganan, maka siapa pun yang ditugaskan, termasuk Luhut Binsar Pandjaitan sekalipun, tidak akan berdampak apapun, sia-sia,” ungkap Direktur Eskekutif Indonesia Political Opinion.
Sehingga menurutnya, titah Presiden Joko Widodo kepada Luhut Pandjaitan untuk memimpin penanganan pandemi selama dua pekan ini tidak memiliki hasil apa-apa.
Padahal sejak awal, presiden cukup percaya dan menugaskan sepenuhnya di bawah komando Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk memimpin penanganan pandemi ini.
“Dengan dibantu oleh para kepala daerah sampai struktur yang paling bawah tentunya. Jadi pemerintah cukup memberikan fasilitas dengan kebijakan yang mendukung,” pungkasnya.
Diketahui bahwa grafik kasus covid-19 di Indonesia masih tinggi meski presiden sudah menunjuk Menko Luhut untuk memimpin penekanan angka covid-19 di 9 provinsi besar. [Democrazy/Luthfi]