Atas pengesahan ini, DPR dan Pemerintah kemudian disebut abai dengan aspirasi rakyat dan seolah menutup telinga untuk segera men-golkan RUU ini.
Ada sebanyak tujuh fraksi partai politik di DPR yang setuju dengan pengesahan Omnibus Law, termasuk PDI Perjuangan.
Soal hal ini, anggota DPR RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan menyampaikan kepada publik tentang keputusan partainya untuk mendukun penuh pengesahan Omnibus Law ini.
Arteria berdalih jika sejak awal PDIP berada di barisan pro rakyat, dan rancangan undang-undang yang sedang dibahas tersebut adalah semata-mata demi kepentingan rakyat.
Namun, Arteria kemudian mengakui bahwa dirinya mendapatkan bisikan langsung dari Ketua DPR RI Puan Maharani dalam proses pembahasan dan pengesahan RUU Omnibus Law ini.
“Kami mendapatkan perintah langsung dari Ibu Puan Maharani bahwasanya undang-undang ini harus segera dilakukan pembahasan dengan beberapa catatan dan syarat. Beliau mengatakan undang-undang ini harus bisa memberikan manfaat bagi seluruh pihak, utamanya bagi rakyat,” ujar Arteria.
“Tekanannya sangat tinggi, utamanya bagi rakyat. Jadi artinya prioritas dari undang-undang ini adalah yang pertama rakyat, bari kemudian pelaku usaha, lalu pengusaha dan pemerintah,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Arteria juga mengungkapkan bahwa PDIP sudah mengkritisi undang-undang yang baru disahkan ini bahkan sejak ini dari mulai pembahasan.
Dari total ada 64 kali rapat, PDIP menegaskan sudah menelaah rancangan undang-undang ini dengan seksama dan penuh kehati-hatian dalam setiap butirnya.
“Semua draf pemerintah kami menanggapi dengan serius. Kami membahasnya satu persatu, kami kuliti juga satu satu, tentunya dengan menggunakan dialektika kebangsaan,” ungkap Arteria.
Kemudian terkait tudingan publik yang menganggap pemerintah abai soal penanganan pandemi covid-19, Arteria menyangkal anggapan ini.
“Buktinya sejak tahap awal Satgas Darurat masih ada, mereka giat menegakkan hukum, reformasi ekonomi juga berjalan lancar, dan harapannya bisa terdorong dengan UU Cipta Kerja ini. Sampai sekarang Pak Jokowi masih fokus dengan itu,” pungkas Arteria. [Democrazy/Hendra]