Hal itu disampaikan oleh Associate LP3ES, Tomi Satryatomo.
"Kita bisa lihat baik di PDIP maupun di Golkar muncul ekspresi kemarahan luar biasa," kata Tomi dalam acara webinar.
Temuan ini berasal dari analisa LP3ES Media Analytics pada 3-13 Oktober 2020.
Tanggal 3 Oktober merupakan sidang pengesahan tahap I DPR. Sedangkan 13 Oktober, pemerintah mengumumkan draf final RUU Ciptaker.
Cakupan pantauan percakapannya adalah Twitter dan media massa (400 media online nasional dan daerah).
Subyek pantauannya adalah isu Omnibus Law atau RUU Ciptaker, Partai Demokrat, PDIP, Partai Golkar, dan PKS.
Berdasarkan emotional analysis, Tomi mengatakan PDIP didominasi rasa marah yang kuat, diikuti rasa kaget dan takut.
Kemarahan ini seiring dengan insiden mikrofon mati. Sedangkan Golkar didominasi rasa marah yang luar biasa kuat, diikuti rasa kaget dan rasa percaya.
"Betapa marahnya netizen kepada kedua parpol ini," kata dia.
Kemudian top tagar yang ditujukan ke PDIP juga didominasi kemarahan, kata-kata kasar, makian, dan PKI.
Misalnya, tagar RezimPenjahatKonstitusi dicuit 1.225 kali, TenggelamkanPDIP, BatalkanOmnibusLaw, BangsatBangsa.
Golkar juga diisi tagar berupa kemarahan, kata-kata kasar, makian. Namun tidak muncul kata PKI.
Tagar yang muncul, misalnya DPRRIKhianatiRakyat, RezimPenjahatKonstitusi, BangsatBangsa. [Democrazy/jstc]