DEMOCRAZY.ID - Pada Desember 1993, Kepala Badan Intelijen ABRI, Mayjen TNI Arie Sudewo meminta kepada Agum Gumelar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di internal PDI. Diketahui saat itu PDI telah melaksanakan kongres sebanyak dua kali namun tidak berhasil menyelesaikan konflik yang ada diantara mereka. Pada waktu itu Agum Gumelar menjabat sebagai Direktur A di Badan Intelijen ABRI (BIA) sekaligus merangkap sebagai Komandan Kopassus berpangkat Brigadir Jenderal. Ketika ditawari tugas tersebut, Agum mendapat kepastian jika ABRI tidak mempermasalahkan seandainya Megawati memimpin PDI. Secara de facto, Megawati telah terpilih dalam Kongres Luar Biasa yang digelar di Surabaya pada 2-6 Desember 1993. Megawati mengungguli seniornya di PDI, Budi Hardjono (anggota caretaker yang mendapat dukungan besar pemerintah). Namun para caretaker tiba-tiba saja menghilang tanpa menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum PDI terpilih. Deadlock! Meski sebelumnya sudah dijamin jika ABRI mera
DEMOCRAZY.ID - Pada Desember 1993, Kepala Badan Intelijen ABRI, Mayjen TNI Arie Sudewo meminta kepada Agum Gumelar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di internal PDI. Diketahui saat itu PDI telah melaksanakan kongres sebanyak dua kali namun tidak berhasil menyelesaikan konflik yang ada diantara mereka. Pada waktu itu Agum Gumelar menjabat sebagai Direktur A di Badan Intelijen ABRI (BIA) sekaligus merangkap sebagai Komandan Kopassus berpangkat Brigadir Jenderal. Ketika ditawari tugas tersebut, Agum mendapat kepastian jika ABRI tidak mempermasalahkan seandainya Megawati memimpin PDI. Secara de facto, Megawati telah terpilih dalam Kongres Luar Biasa yang digelar di Surabaya pada 2-6 Desember 1993. Megawati mengungguli seniornya di PDI, Budi Hardjono (anggota caretaker yang mendapat dukungan besar pemerintah). Namun para caretaker tiba-tiba saja menghilang tanpa menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum PDI terpilih. Deadlock! Meski sebelumnya sudah dijamin jika ABRI mera