DAERAH PERISTIWA

Kasat Sabhara Polres Blitar Mengundurkan Diri Usai Dikatai 'Bencong' dan Gak Berguna oleh Kapolres

DEMOCRAZY.ID
Oktober 01, 2020
0 Komentar
Beranda
DAERAH
PERISTIWA
Kasat Sabhara Polres Blitar Mengundurkan Diri Usai Dikatai 'Bencong' dan Gak Berguna oleh Kapolres



www.democrazy.id - Kasat Sabhara Polres Blitar Mengundurkan Diri Usai Dikatai 'Bencong' dan Gak Berguna oleh Kapolres - www.democrazy.id

DEMOCRAZY.ID -
Kasat Sabhara Polres Blitar AKBP Agus Hendri Tri Susetyo mengajukan pengunduran diri sebagai anggota kepolisian.

Hal ini dia lakukan karena kecewa dengan tindakan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo kepada dirinya dan anggotanya.


Akhirnya Agus mendatangi Polda Jatim dengan membawa surat pengunduran diri (resign) yang ditujukan kepada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.


“Jadi saya sengaja datang ke Polda Jatim untuk mengirim surat pengunduran diri saya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Pak Kapolda, nanti tembusannya ke Pak Kapolri dan lain-lain. Jadi hari ini sudah saya ajukan, tinggal menunggu proses lanjutan,” kata Agus.


Agus mengatakan bahwa hatinya tidak bisa menerima perlakuan arogansi yang dilakukan oleh Kapolres kepada anak buahnya.


“Alasan pengunduran diri saya ini karena saya merasa tidak terima. Hati saya tidak bisa menerima selaku seorang manusia dengan perilaku arogansi Kapolres saya. Ini juga sebenarnya akumulasi dari para senior saya serta para kasat yang lain,” imbuh Agus.


Meski Agus mengakui bahwa dalam bertugas setiap anggota polisi tidak bisa selalu sempurna, namun dia merasa sangat tidak dihargai dengan berbagai umpatan kasar yang dilontarkan Kapolres kepadanya serta anggota yang lain.


“Yang namanya manusia sudah pasti ada kelebihan dan kekurangan. Setiap kali beliau marah, ada yang tidak cocok menurutnya, langsung keluar maki-makian kasar. Sampai mohon maaf, kadang menyebut binatang, bajingan, dan sejenisnya. Yang terakhir, sama saya sebenarnya tidak separah itu, hanya mengatakan bencong, manusia tidak berguna, lemah, dan lain-lain,” ungkapnya.


Lebih lanjut Agus mengungkapkan bahwa tindakan yang dilakukan Kapolresnya tidak mencerminkan perilaku polisi sebagai pengayom, pelindungan serta pelayan masyarakat.


Bahkan Agus juga mengatakan jika Kapolresnya sering mencopot jabatan seorang anggota jika mereka berbuat kesalahan, tanpa adanya pembinaan terlebih dahulu.


“Yang jelas tekanan psikis pasti ada. Kita kan sama-sama setiap hari bekerja siang malam demi masyarakat,” ucap Agus.


“Bahkan Kapolres sering langsung melakukan pencopotan jabatan tanpa adanya arahan apapun. Sebenarnya kan kalau memang ada yang salah itu diingatkan dan dibina, jangan malah justru dimaki-maki terus. Memangnya kalau mencopot orang lantas bisa menjadi lebih baik? Belum tentu kan?” pungkas Agus. [Democrazy/Luthfi]

Penulis blog