POLITIK

Hasil Survei Terbaru Y-Publica: Prabowo Subianto dalam Ancaman Besar, Harus Waspada

DEMOCRAZY.ID
Oktober 28, 2020
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Hasil Survei Terbaru Y-Publica: Prabowo Subianto dalam Ancaman Besar, Harus Waspada

Hasil Survei Terbaru Y-Publica: Prabowo Subianto dalam Ancaman Besar, Harus Waspada
DEMOCRAZY.ID - Elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres potensial di Pilpres 2024 mendatang masih menjadi yang teratas dibanding sejumlah nama lain.

Namun, posisinya saat ini ditempel ketat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang terus menunjukkan tren peningkatan.


Hal itu sebagaimana dalam hasil survei teranyar Y-Publica yang dirilis Rabu (28/10/2020).


Dalam survei tersebut, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu mencapai 16,5 persen.


Akan tetapi, angka itu terus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya.


Pada Maret 2020 lalu, elektabilitas Prabowo memimpin dengan angka 23,7 persen.


Lalu turun drastis pada Juli 2020 dengan 17,3 persen.


Berbanding terbalik, elektabilitas Ganjar Pranowo malah menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan.


Padahal, pada Maret 2020 lalu, elektabilitas kader PDIP itu hanya mencapai 8,0 persen saja.


 

Angka itu kemudian melonjak drastis pada Juli 2020 sampai dengan 15,2 persen, atau nyaris naik dua kali lipat.


Sedangkan di survei teranyar, elektabilitas Ganjar sudah mencapai 16,1 persen.


“Prabowo masih menjadi calon presiden unggulan, tetapi makin ditempel ketat Ganjar,” ungkap Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangannya.


Kendati demikian, Rudi menyebut bahwa peluang Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024 bisa dibilang masih cukup kuat.


Hal itu lantaran posisi Partai Gerindra yang telihat sangat mesra dengan PDIP dan menunjukkan tanda-tanda kemungkinan adanya koalisi.


Dengan demikian, jika benar terjadi, maka gabungan kekuatan dua parpol tersebut akan menguasai hampir 40 persen kursi di Parlemen.


Di sisi lain, sambung Rudi, peluang Ganjar untuk maju sebagai capres bisa saja masih terganjal di internal PDIP.


Alasannya, masih ada sederet nama lain yang bisa jadi pesaing.


Salah satunya, tentu saja adalah Puan Maharani, yang menjadi penerus trah Soekarno.


Sayangnya, elektabilitas putri Ketua Umum PDIP itu masih berkutat di kisaran satu persen.


Pada Maret lalu, elektabilitas Puan Maharani ada di angka 1,1 persen, Juli naik tipis 1,2 persen dan terbaru kembali 1,1 persen saja.


 

Angka itu bahkan tak bisa menyaingi pamor Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kendati mengalami tren penurunan.


Dari 3,6 persen pada Maret, 3,4 persen pada Juli dan kini mencapai 3,1 persen. [Democrazy/psid]

Penulis blog