“Silakan saja kalau mengatakan KAMI digunakan sebagai alat nyapres. Namanya juga politikus, pasti apapun akan dikaitkan dengan politik. Nggak masalah, saya hargai itu,” ucap Gatot.
Hal ini Gatot ungkapkan di kediaman salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di kawasan Telukjambe, Karawang.
Menurut Gatot, siapapun yang memberikan kritik terhadap dirinya, itu artinya dia telah mendengarkan dengan baik.
Lebih lanjut, Gatot juga mengingatkan kepada para kritikus supaya bisa berpikir lebih jauh agar lebih memahami.
Selain itu, Gatot juga memberikan tanggapan tentang pertanyaan wartawan ketika ditanya perihal dukungan serta doa para ulama yang menginginkan beliau jadi presiden.
“Saya yakin para ulama akan mendoakan saya untuk menjadi presiden serta berdoa supaya bisa menyelamatkan bangsa ini,” ujar Gatot.
Gatot sekali lagi juga mengatakan bahwa KAMI merupakan sebuah organisasi moral dan tidak akan pernah berganti menjadi sebuah partai politik.
Bahkan Gatot berani menyebut akan keluar dari KAMI jika sampai organisasi tersebut berubah menjadi partai politik.
“Jika sampai KAMI menjadi partai politik, pasti saya, Farudin, Prof. Wahab dan yang lainnya akan keluar,” ujarnya.
Gatot senang karena organisasi yang ia dirikan bersama Din Syamsuddin ini bisa cepat berkembang meski baru berdiri selama dua bulan.
Gatot juga mengatakan keberhasilan perkembangan KAMI ini tidak lepas dari peran masyarakat, sehingga dirinya tidak ingin membohongi masyarakat dengan mengubah KAMI menjadi partai politik, sebab organisasi tersebut memang tidak ada niatan untuk menjadi sebuah partai. [Democrazy/Hendra]