POLITIK

5 Kader PDIP Ketahuan Selingkuh, Nasibnya Berada di Ujung Tanduk

DEMOCRAZY.ID
Oktober 24, 2020
0 Komentar
Beranda
POLITIK
5 Kader PDIP Ketahuan Selingkuh, Nasibnya Berada di Ujung Tanduk

5 Kader PDIP Ketahuan Selingkuh, Nasibnya Berada di Ujung Tanduk
DEMOCRAZY.ID - Sebanyak lima kader PDIP di Jawa Tengah dipecat karena melakukan pelanggaran berat.
 

Kelima kader yang membangkang di Pilkada 2020 ini berasal dari Kabupaten Semarang, Blora, Demak, dan Klaten.


Di antaranya adalah Bupati Semarang Mundjirin dan anaknya Biena Munawa Hatta (Kabupaten Semarang), Dwi Astutiningsih (Blora), Mugiyono (Demak), dan Harjanta (Klaten). Surat pemecatan diteken langsung oleh pengurus DPP PDIP.


"Mereka dinilai tidak tegak lurus terhadap rekomendasi partai saat Pilkada," kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Kusriyanto, Jumat (23/10/2020).


Dia menambahkan, para kader tersebut dipecat karena maju pilkada melawan pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP. 


Sementara dua di antaranya mendukung anggota keluarga sebagai Calon Bupati dari partai lain.


Bupati Semarang Mundjirin dinilai mendukung istrinya, Bintang Narsasi maju di Pilkada Kabupaten Semarang. 


Begitu juga anaknya Biena Munawa Hatta, yang tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Semarang dari PDIP. Padahal PDIP secara resmi mengusung paslon Ngesti Nugraha-Basari (Ngebas) di Pilkada Kabupaten Semarang.


Sementara Dwi Astutiningsih yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Blora, dipecat karena maju Pilkada Blora melalui Partai Demokrat. 


Dia mencalonkan diri sebagai bupati, padahal PDIP telah mengusung Arief Rohman-Tri Yulisetyowati.


Mugiyono yang menjadi anggota DPRD Jateng, memilih maju sebagai Calon Bupati Demak menggandeng Badarudin Ma'shum (Gus Bad). 


Mugiyono nekat menyeberang ke Gerindra setelah PDIP memberikan rekomendasi ke Eistianah-Ali Makhsun.


Nasib sama menimpa Harjanta yang menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Klaten dianggap membangkang oleh DPP PDIP. 


Dia sebagai Calon Wakil Bupati pada Pilkada 2020 melalui parpol lain. Dia tak patuh pada rekomendasi PDIP, yang memilih mengusung Sri Mulyani-Yoga Hardaya.


"Mereka melanggar disiplin partai dan tidak mengawal rekomendasi pada Pilkada. Malah maju dari partai lain," lugas Ketua DPRD Jateng tersebut. [Democrazy/okz]

Penulis blog