DEMOCRAZY.ID - Pangi Syarwi Cinago, salah satu pengamat politik, sangat kecewa dengan keputusan pemerintah yang sangat ngotot dengan menggebu-gebu ingin tetap menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020 . Padahal sudah banyak masukan dari para institusi, pakar serta tokoh berpengalaman dari mulai Muhammadiyah, PBNU, DPD RI bahkan hingga Pak Jusuf Kalla . Namun, entah karena alasan apa pihak penyelenggara Pilkada, KPU , DPR dan Kemendagri tetap menginginkan Pilkada 2020 segera dilaksanakan secara serentak pada tanggal 9 Desember mendatang. Hal ini pun mengundang komentar pedas dari Direktur Eksekutif Voxpol Center Researcg and Consulting ketika dihubungi hubungi oleh awak media soal sikap ngeyelnya pemerintah kita. “Memang kocak tingakh elite politik kita ini. Sudah tau virus corona semakin ganas dan merebak di berbagai daerah, malah mengatakan Pilkada makin susah kalau harus ditunda. Kan lucu,” ungkapnya. Pengamat Politik kelahiran Sumatera Barat tersebut juga membandingkan contoh negara l
Pilkada Ngotot Digelar, Pengamat Politik: Pejabat Kita Itu Lucu-lucu Ya, Padahal Udah Tau Virus Semakin Ganas
September 25, 2020
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Pangi Syarwi Cinago, salah satu pengamat politik, sangat kecewa dengan keputusan pemerintah yang sangat ngotot dengan menggebu-gebu ingin tetap menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020 . Padahal sudah banyak masukan dari para institusi, pakar serta tokoh berpengalaman dari mulai Muhammadiyah, PBNU, DPD RI bahkan hingga Pak Jusuf Kalla . Namun, entah karena alasan apa pihak penyelenggara Pilkada, KPU , DPR dan Kemendagri tetap menginginkan Pilkada 2020 segera dilaksanakan secara serentak pada tanggal 9 Desember mendatang. Hal ini pun mengundang komentar pedas dari Direktur Eksekutif Voxpol Center Researcg and Consulting ketika dihubungi hubungi oleh awak media soal sikap ngeyelnya pemerintah kita. “Memang kocak tingakh elite politik kita ini. Sudah tau virus corona semakin ganas dan merebak di berbagai daerah, malah mengatakan Pilkada makin susah kalau harus ditunda. Kan lucu,” ungkapnya. Pengamat Politik kelahiran Sumatera Barat tersebut juga membandingkan contoh negara l