“Saya memang melihat komunisme seolah diberi angin segar di era rezim Pak Jokowi ini. Jadi ini ada korelasinya juga dengan Lebensraum yang dilakukan oleh China, ini ada sebuah keterkaitan yang luar biasa,” ucap Amien Rais dalam sesi peluncuran bukunya.
Dalam buku tersebut, Amien Rais mengungkapkan jumlah orang yang menjadi korban pembunuhan kaum komunis di berbagai negara.
Seperti contoh sebagaimana yang termuat, di Kamboja ada 2.035.000 orang yang terbunuh pada periode 1975-1979.
Lalu, di China ada 77.277.00 orang yang menjadi korban pembunuhan kaum komunis.
Polandi pada periode 1945-1948 sebanyak 1.585.000. Vietnam sebanyak 1.072.000 jiwa pada periode 1945-1987. Korea Utara sejumlah 1.563.000 periode 1948-1987.
Lalu di Yugoslavia pada periode 1944-1987 sebanyak 1.072.000 jiwa terbunuh. Dan di Uni Soviet ada 61.911.000 jiwa terbunuh pada periode 1917-1987.
“Jadi ini terdapat sebuah fenomena yang memprihatinkan bagi beberapa orang yang memiliki pikiran kritis serta mengikuti perkembangan komunisme internasional. Mengapa demikian? Mereka merasa prihatin sebab banyak tokoh pendukung rezim yang berusaha meyakinkan rakyat bahwa jika sudah mati ya dikubur, dan komunisme sudah laku lagi. PKI itu sudah jadi hantu. Kemudian, tidak ada lagi negara di dunia ini yang menerapkan komunisme, marxisme dan leninisme,” ujar Amien Rais.
Selain itu, dalam buku karangannya tersebut Amien Rais juga menuliskan bahwa para komunis malam yang berusaha meyakinkan masyarakat bahwa komunisme sudah tidak ada, mereka ini lupa bahwa sekarang zamannya internet, seluruh informasi bisa dengan mudah diakses oleh setiap orang.
“Mereka ini lupa bahwa China yang menjadi junjungan banyak oknum rezim Jokowi pada dasarnya adalah kekuatan komunisme internasional paling luar biasa,”ujar Amien.
“Perhatikan! Marxisme, komunisme serta sosialisme masih menjadi rujukan dasar China sampai sekarang. Oknum rezim Jokowi ini sedang menipu masyarakat Indonesia dengan pernyataan komunisme sudah tidak ada di muka bumi sehingga tak perlu khawatir,” pungkas Amien Rais. [Democrazy/Lukman]