Luhut meminta seluruh aksi-aksi yang berlatar belakang politik yang digelar secara terbuka dan menciptakan keramaian massa supaya semuanya dikontrol terlebih dahulu.
“Jadi kalau acara kumpul-kumpul, rame-rame misalnya ada orang koar-koar soal politik ya supaya dikontrol dulu lah, birahi kekuasaannya ditahan dulu. Karena akibat kelakuan dia, tau gak, kalo acara kumpul-kumpulitu ada yang bisa kena ada yang bisa mati, ya hanya karena birahi kekuasaan politik dia saja,” ujar Luhut.
Tanpa menyebut nama aksi yang dimaksud, Luhut juga memberikan saran supaya sejumlah orang yang ikut terlibat dalam aksi tersebut bisa sabar, mengontrol diri sampai pandemi ini kondisinya bisa terkendali.
“Jadi saya pikir itu harus bisa dikendalikan mulai sekarang. Kalau pandemi ini sudah selesai, silakan kalian mau demo, suka-suka kalian disitu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Luhut juga melayangkan sindiran kepada sejumlah orang yang dia maksud alam perkataannya sebelumnya,
Luhut menyebut latar belakang karir beberapa orang yang terlibat dalam aksi tersebut sebagai ‘birahi kekuasaan’.
“Hari ini kamu punya tanggung jawab. Mungkin pangkatmu memang bintang empat, seorang mantan menteri dan mantan ketua. Tapi ketahuilah, kamu punya tanggung jawab untuk keselamatan rakyat Indonesia,” sindir Luhut.
Luhut memang sangat jengkel terhadap kelakuan sejumlah aksi yang melibatkan berkumpulnya masa di jalanan sehingga berpotensi menyebarkan virus covid-19.
“Saya ingin sekali katakan pada mereka semua, kalau Anda mau bikin keributan itu dampaknya akan muncul banyak orang yang menjadi korban akibat tindakan bodohmu itu,” ucap Luhut sembari mengacungkan jarinya ke kamera.
Ketika ditanya oleh Najwa Shihab soal siapakah yang beliau maksud secara spesifik. Luhut tidak mau menjawabnya.
“Pak Luhut saya ingin menanyakan langsung, to the point. Apakah yang Anda maksud adalah deklarasi KAMI di Magelang beberapa waktu kemarin? Apakah itu yang Anda maksud birahi politiknya tidak bisa dikontrol?” tanya Nana.
“Najwa gak usah ngadu-ngadu,” Jawab Luhut. Keduanya terlihat menyunggingkan senyum tipis.
“Tidak perlu saya perjelas secara spesifik. Siapapun yang merasa melakukan itu, renungkan. Jangan merasa jadi pahlawan, sok paling bersih,” pungkas Luhut. [Democrazy/Luthfi]