Sang sahabat mengatakan kalau sampai Gatot tetap nekad memerintahkan untuk nonton bareng film G30S/PKI, maka pasti akan langsung dipecat dari jabatan Panglima TNI.
Namun kemudian sahabat Gatot yang juga seorang politikus senior PDIP tersebut membantah curhatan keras Gatot Nurmantyo soal hal ini.
Jadi pada tahun 2017, Gatot membuat sebuah insturksi kepada seluruh jajaran internal TNI untuk nonton bareng (nobar) film G30S/PKI.
Salah satu area yang digunakan untuk lokasi nobar adalah di Markas Korem 061/Suryakancana Bogor, Jawa Barat.
Ketika itu Presiden Jokowi diketahui turut menghadiri acara nonton bareng tersebut. Bahkan Jokowi diketahui duduk bersila di samping Pak Gatot yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Panglima TNI.
Singkat cerita, kemudian terjadi pergantian Panglima TNI pada 8 Desember 2017. Posisi Gatot Nurmantyo pun digantikan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Jadi soal pergantian inilah yang menjadi ulasan Gatot kemudian dihubungkan dengan instruksi nobar film G30S/PKI di internal institusi TNI.
Politikus PDIP itu pun membantah bahwa proses pergantian posisi Panglima TNI pada tahun 2017 silam berkaitan dengan acara atau instruksi nonton bareng.
“Jadi ini tidak ada hubungannya sama sekali. Yang bersangkutan (Gatot Nurmantyo) memang sudah memasuki purna tugas masa jabatan dan memang akan segera masuk masa pensiun,” ujar Politikus Senior PDIP Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
TB Hasanuddin juga mengungkapkan bahwa jika melihat ketentuan, maka Gatot akan pensiun pada 1 April 2018.
Jadi Gatot naik menjadi Panglima TNI itu pada 8 Juli 2015 dan pergantian posisi Panglima TNI dilakukan pada 8 Desember 2017.
“Kalau dilihat setelah beliau selesai melaksanakan jabatan menjadi Panglima TNI, ini kan masih ada sisa waktu 3 bulan sampai dengan bulan Maret, namun ini kan hal biasa, lumrah. Jadi tidak harus tepat pada tanggal pensiun, banyak juga perwira tinggi yang sebelum jatuh tempo masa pensiun sudah melepas jabatannya. Jadi ini hal yang lumrah,” ujarnya. [Democrazy/Luthfi]