“Semakin hari semakin terlihat nyata. Tak perlu mundur jauh ke belakang, mulai dari 2008 saja sudah ada penghapusan pelajaran tentang G30S/PKI,” ucap Gatot dalam sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun tv swasta.
“Kemudian yang selanjutnya, langsung saja deh ya, jelas-jelas Ribka Tjiptaning mengaku bahwa dirinya bangga menjadi anak PKI. Terus ada lagi mengatakan bahwa peristiwa G30S/PKI itu pelaku yang membantai adalah TNI,” sambung Gatot.
Lebih lanjut, Gatot mengungkapkan bahwa anak-anak serta keturunan PKI lainnya banyak yang akhirnya masuk di PDIP.
Dari mulai tingkat cabang yang paling bawah, hingga ke pengurus pusat yang paling tinggi.
“Lalu juga mengatakan bahwa anak-anak serta keturunan PKI lainnya itu masuk PDIP, dari mulai cabang sampai tingkatan pusat,” ungkap Gatot.
Bahkan yang paling baru, Gatot menyatakan bahwa kebangkitan PKI semakin terlihat nyata dengan adanya berbagai upaya menyelinap ke dalam perundang-undangan yakni munculnya RUU HIP. Yang mana dalam sejumlah pasalnya mengindikasikan adanya PKI.
“Yang paling hangat yang jelas tidak bisa terbantahkan, karena memang PKI itu tidak bisa terlihat namun bisa dirasakan. Sebagai contoh adanya RUU HIP, Pasal 7 Ayat 2 yang isinya mengajukan Trisila, Nasionalisme, Sosial Demokratik serta Ketuhanan yang Berkebudayaan, nomor tiga. Bahkan ditekan lagi jadi Ekasila. Ada lagi dalam Pasal 5 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa sendi pokoknya adalah keadilan sosial,” ungkap Gatot.
“Mari kita sama-sama saksikan. Bahwa di dalam Pancasila nomor pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa makanya kemudian dikuatkan lagi di dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 bahwa dasarnya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,” imbuh Gatot.
Gatot juga mengatakan bahwa yang dikatakan sendi pokok keadilan sosial itu sama artinya dengan manifestasi petinggi PKI, DN Aidit pada tahun 1963.
“Coba kalian bayangkan, Ketuhanan YME menjadi Ketuhanan Yang Berkebudayaan,” ujarnya.
“Dan ingat, TAP MPRS XXV 1966 tidak lagi dimasukkan dalam dasar. Tidak ada dalam RUU HIP. Yang melarang organisasi Komunisme Leninisme dan Marxisme. Kan gitu ya. Jadi ini upaya untuk menghapus TAP MPRS ini tidak bisa, diganti dengan RUU. RUU HIP ini kan sebuah satu indikasi yang saya yakini upaya kebangkitan Neo PKI, Neo Komunis,” pungkas Gatot. [Democrazy/Hendra]