EDUKASI POLITIK

Pimpinan PHK2I Ungkap 2 Menteri yang Paling Berjasa dalam Perjuangan Honorer K2

DEMOCRAZY.ID
September 25, 2020
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Pimpinan PHK2I Ungkap 2 Menteri yang Paling Berjasa dalam Perjuangan Honorer K2

www.democrazy.id - Pimpinan PHK2I Ungkap 2 Menteri yang Paling Berjasa dalam Perjuangan Honorer K2 - www.democrazy.id

DEMOCRAZY.ID - Nurbaith, pimpinan Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) membeberkan fakta dibalik perjuangan mereka untuk mendapatkan status Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pembentukan Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) yang sekarang sudah berganti menjadi PHK2I tidak lepas dari peran besar sosok mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Abubakar.


Diketahui bahwa Azwar adalah orang yang mengusulkan supaya perwakilan honorer K2 membuat sebuah perkumpulan agar tercipta suatu daya dorong yang lebih kuat kepada pemerintah.


“Jadi ceritanya setelah pelaksanaan tes CPNS pada 13 November 2013 dan pengumuman yang dilakukan pada 10 Februari 2014, banyak perwakilan dari honorer K2 dari berbagai daerah yang menemui KemenPAN-RB untuk meminta keadilan sebab hasil pengumuman test pada saat itu ada indikasi kecurangan dan tidak transparan,” ujar Nurbaith.


Dijelaskan juga bahwa setiap hari itu selalu saja ada honorer K2 yang berkunjung ke kantor KemenPAN-RB. Mereka kebanyakan menanyakan alasan mengapa tidak lulus. Lantaran pada saat pengumuman tidak ada passing grade. Bahkan honorer K2 yang lulus CPNS pun tidak mengetahui hasil akhir nilainya berapa.


“Mungkin karena kantor KemenPAN-RB selalu ramai dengan kedatangan honorer K2, ahirnya Pak Azwar Abubakar mengusulkan ide ini. Kata beliau mengapa tidak dibuat saja sebuah forum supaya bisa memberikan dorongan yang lebih kuat,” ujar Nur.


Dari situ, kemudian seluruh perwakilan honorer K2 di seluruh daerah Indonesia mengadakan perkumpulan pada 25 Mei 2014. 


Pada forum tersebut, Titi Purwaningsih yang sudah mempunyai Forum Honorer K2 Banjarnegara didaulat sebagai ketua umum. 


Forum Honorer K2 Banjarnegara ini pun akhirnya berganti nama menjadi Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I)


Sebagai langkah awal, pada Agustus 2014 FHK2I mendesak Pak Azwar Abubakar untuk membuatkan sebuah kebijakan bagi mereka para honorer K2 yang tidak dinyatakan lulus tes CPNS pada 2013.


Akhirnya munculah kebijakan berupa verifikasi dan validasi data honorer K2. Data itu kemudian masuk di database Badan Kepegawaian Negara (BPN) dengan total honoror K2 sebanyak 439.596 orang.


Nah ketika masa kepemimpinan SBY usai, jabatan MenPAN-RB berpindah ke tangan Yuddy Chrisnandi. Semasa kepemimpinan beliau ada banyak aksi demo besar-besaran FHK2I pada 15 September 2015.


Menurut Nurbaith, demo pada 15 September 2015 tersebut adalah puncak perjuangan FKH2I karena mengerahkan masa hingga 80 ribu orang. Bahkan Jakarta sampai lumpuh karena terjadi kemacetan dimana-mana.


Peristiwa menegangkan dan mencekam ini terjadi setelah perwaklan honorer K2 dari 20 daerah dengan pendampingan dari Anggota DPR akhirnya bertemu MenPAN-RB Yuddy. Mereka meminta jawaban atas tuntutan FHK2I untuk diangkat menjadi PNS. Namun Yuddy mengatakan semuanya akan dijawab di depan para anggota DPR RI.


“Akhirnya Pak Yuddy pad waktu itu meminta waktu sebentar untuk melaksanakan Sholat Istikharah. Setelah selesai sholat, Pak Yuddy mengatakan akan mengabulkan permintaan honorer K2. Saat itu kami semua langsung sujud syukur karena saking senangnya,” tutur Nur.


Setelah peristiwa itu, Yuddy menepati janjinya. Tepat 22 September 2015, Yudy menyampaikan dalam rapat kerja Komisi II DPR tentang roadmap pengangkatan honorer K2 secara bertahap hingga 2019 dengan anggaran Rp23 Triliun. Dimana setiap tahun ada 100 ribu honorer K2 yang diangkat.


Namun, tiba-tiba saja sebuah petir menyambar di siang bolong. Pada rapat kerja ketiga, Yuddy secara dadakan membatalkan roadmap tersebut dengan alasan bertentangan dengan UU ASN dimana turunannya PP Manajemen PNS ada pembatasan usia 35 tahun.


“Dari situlah kemudian kami semua terus berjuang lebih kencang lagi untuk mendapatkan hak-hak honorer K2,” pungkas Nur. [Democrazy/Irfan]

Penulis blog