Satu hal yang cukup menjadi bahasan publik adalah ketika beliau berbicata mengenai persoalan ekonomi yang dia urusi pada saat dirinya menjabat sebagai wakil presiden di era SBY dan tidak lagi mengurusi bidang itu lagi ketika menjabat wakil presiden di era Jokowi.
“Ya kan ini persoalan perasaan Pak JK ya. Jadi kita sulit dan memang tidak bisa menilai dari luar bagaimana perasaan Pak JK ketika menjadi wapres dengan dua tokoh berbeda. Beliau menyatakan bahwa di zaman Pak SBY persoalan ekonomi diserahkan kepada beliau namun di zamannya Jokowi semuanya harus dirapatkan, bahkan rapatnya harus berulang kali,” ujar Ferdinand Hutahean.
“Kalau menurut saya ini adalah soal apa yang beliau rasakan. Dan bisa jadi hal ini menunjukkan suatu ketidaknyamanan yang beliau rasakan selama menjabat sebagai Wakil Presidennya Jokowi. Karena wewenang yang Pak JK terima dan laksanakan selama era Pak SBY itu tidak ada lagi ketika eranya Pak Jokowi,” imbuhnya.
Ferdinand pun mengungkapkan bahwa mengurus persoalan ekonomi nasional bukanlah pekerjaan yang mudah dan bisa dikerjakan sembarang orang.
“Saya kira tidak perlu dijabarkan seperti apa. Namun apa yang beliau sampaikan kemarin itu bisa saja memiliki makna bahwa beliau tidak nyaman ketika sesuatu yang menjadi wewenangnya harus dirapatkan berulang kali, sementara dulu beliau bisa memegang tanggung jawab itu,” ujar Ferdinand.
Sehingga menurut Ferdinand, apa yang Pak JK sampaikan dalam perbincangan dengan Helmy Yahya adalah tentang perasaan.
“Saya menilai dan menganalisis jawaban beliau bahwa begitu senangnya ketika diserahkan tanggung jawab mengurusi ekonomi dan kemudian tampak kurang senang ketika wewenangnya untuk mengurusi itu tidak lagi didapatkan tapi malah justru dirapatkan berulang kali oleh Pak Jokowi,” tutur Ferdinand.
Meski demikian, Ferdinand memaklumi karena antara SBY dan Jokowi tentu memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda.
“Pak SBY ada style sendiri, begitu pula Pak Jokowi. Jadi kita juga tidak bisa membandingkan gaya kepemimpinan masing-masing orang, namun yang ingin kita lihat adalah hasil dari kepemimpinan itu. Jadi sekali lagi saya menilai jawaban Pak JK kemarin menunjukkan bahwa beliau tidak nyaman ketika menjadi Wapresnya Pak Jokowi sebab tidak bisa lagi mengurusi sektor ekonomi, itu yang saya lihat,” pungkasnya. [Democrazy/Hendra]