Ketua Pokja Pilkada GNPF-Ulama, Tumpal Panggabean menilai keputusan ngeyel seorang Jokowi sangat egois sebab dia tidak mempertimbangkan terkait adanya ancaman kesehatan yang bisa menjadi lebih parah selama masa pandemi ini.
“Kami merasa Jokowi ini lebih mementingkan kemenangan anak dan menantunya di gelara Pilkada 2020. Saya juga heran kenapa dia ini tidak mengutamakan keselamatan rakyat,” ucap Tumpal.
Menurut Tumpal, jika gelaran Pilkada 2020 ini nekat diselenggaarakan maka ini pasti akan menjadi Pilkada yang horor. Sebab sangat mungkin ini nanti menimbulkan banyak cluster-cluster baru yang akhirnya meningkatkan penyebaran virus covid-19.
Contoh saja Kota Medan, dengan situasi kawasan yang sekarang berada di zona merah level 3 tentu hal ini sangat beresiko dan mengancam kesehatan masyakarat jika gelaran pilkada nekat saja digelar.
“Kita hanya meminta supaya Pilkada ini ditunda sampai Kota Medan berubah jadi zona hijau. Hal yang mudah jika memang mereka para pengambil keputusan orientasinya adalah keselamatan rakyat. Kalau nanti sudah menjadi zona hijau, silakan laksanakan Pilkada tersebut,” ucapnya.
Diketahui bahwa GNPF-Ulama Sumatera Utara telah mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Medan untuk menunda pelaksanaan Pilkada Medan 2020.
“Jadi gugatan ini ada dan terbentuk atas dasar prosedur Class Action, penggugat mewakili hak masyarakat lain. Dengan adanya gugatan ini maka kami mengundang masyarakat yang memiliki pandangan sama, bahwa Pilkada ini akan menjadi horor jika tetap digelar, sehingga harus ditunda sampai situasi aman,” lanjutnya.
Pihaknya sangat berharap pengadilan menerima dan mengabulkan gugatan mereka, sehinnga Pilkada Medan 2020 bisa ditunda.
“Kami sangat berharap semoga Pengadilan Negeri mengabulkan gugatan kami, dan kami juga akan terus berjuang sampai pilkada ini benar-benar ditunda hingga situas membaik,” ungkapnya.
Diketahui juga bahwa Presiden Jokowi memberikan pernyataan bahwa seluruh tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal yakni Desember 2020, meski pandemi masih terus mengalami peningkatan. [Democrazy/Luthfi]