Gatot menyebut bahwa pergantian posisi dari dirinya ke Marsekal Hadi pada waktu itu adalah karena dirinya memberikan instruksi untuk memutar film G30S/PKI di seluruh Indonesia.
Merespon hal ini yang akhirnya viral di jagad medsos, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral menyangkal tudingan Gatot tersebut.
Donny mengungkapkan bahwa pemberhentian Gatot sebagai Panglima TNI pada waktu itu adalah sesuatu yang biasa, bukan diakibatkan oleh faktor lain.
Donny juga berujar bahwa pada waktu itu Gatot memang udah memasuki masa pensiun, sehingga kemudian digantikanlah posisinya oleh Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.
“Jadi memang pada waktu itu masa jabatan Pak Gatot sudah selesai. Dan pergantian posisi ini kan memang rutin dilakukan ya, untuk posisi pimpinan TNI,” ungkap Donny.
Donny juga mengungkapkan bahwa pernyataan Gatot yang menyebut bahwa alasan dirinya diganti atau diberhentikan adalah karena instruksi menonton bareng film G30S/PKI, itu tidak tepat.
Donny beranggapan bahwa klaim Gatot sangat kebablasan dengan mengaitkan suatu peristiwa soal pemberhentiannya dengan peristiwa lain yang tidak masuk akal.
“Kan beliau tidak diberhentikan di tengah jalan kan? Beliau memang sudah sesuai waktunya dengan masa jabatannya dan memang sudah rutin dilakukan pergantian,” imbuhnya.
Dalam informasi sebelumnya, Gatot menjelaskan kembali latar belakang alasan dirinya diberhentikan oleh Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI.
Gatot mengungkapkan bahwa salah satu alasan mengapa dirinya tiba-tiba diberhentikan sebagai Panglima TNI adalah karena dirinya menginstruksikan untuk nonton bareng (nobar) film G30S/PKI.
“Ketika saya menjabat Panglima TNI, saya memberikan perintah kepada jajaran untuk menonton film G30S/PKI,” ujar Gatot.
Saat itu Gatot juga berujar bahwa dirinya memiliki seorang sahabat dari salah satu partai politik yang memperingatkan dia untuk segera menyetop rencana nobar G30S/PKI.
Karena kalau sampai dilanjutkan maka posisinya sebagai Panglima TNI sangat terancam dan kemungkinan besar langsung akan diganti. [Democrazy/Luthfi]