“Sejak saya menjabat sebagai Panglima TNI, saya selalu menginstruksikan kepada prajurit saya untuk melaksanakan nonton bareng film G30S/PKI. Tujuan saya yang pasti supaya peristiwa kelam 1965 tidak terulang kembali, mengapa demikian,” ujar Gatot dalam acara ILC, Selasa (29/9/2020).
Gatot menjelaskan, dari berbagai teori yang telah dia baca, ada potensi munculnya perang di sekitar khatulistiwa dengan latar belakang energi serta ekonomi.
Selain itu, Gatot juga menjelaskan terkait pertumbuhan ideologi komunis di Indonesia.
Menurut Gatot, Indonesia ini diapit oleh dua kekuatan besar yakni Republik Rakyat Tiongkok dengan ideologi komunisme serta Amerika Serikat dengan ideologi kapitalisme.
Berbagai indikasi juga menunjukkan kemungkinan munculnya kembali paham komunisme yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
“Yang mengatakan bahwa ideologi komunisme tetap ada dan tidak mungkin mati, itu tokoh Anggota DPR. Kemudian, jumlah anak PKI ada 15 juta jiwa. Lantas bagaimana dengan ideologi PKI? Apakah akan hilang? Jelas tidak,” ungkap Gatot.
Lebih lanjut, Gatot melihat ada berbagai upaya yang dilakukan untuk menghapus sejarah kejadian G30S/PKI ini.
Kemudian juga munculnya Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), serta terdapat konsep memeras Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila.
“Dari berbagai akumulasi ini, apakah salah seandainya saya berpikir jika semua ini merupakan ide-ide yang bertentangan dengan Pancasila? Mengapa semuanya hanya didiamkan?” ucap Gatot.
Oleh sebab itu, Gatot mengatakan bahwa dirinya sebagai seorang mantan Panglima TNI memiliki tugas untuk mengingatkan serta menganalisa berbagai ancaman yang berpotensi terjadi.
“Perkara orang yang bilang kalau saya ingin jadi presiden, itu adalah sebuah kehormatan. Dan kalau orang berpikir negatif lainnya tentang ini ya saya akan berterima kasih,” pungkas Gatot. [Democrazy/Hendra]