Sebab sebuah keputusan fatal akan berpengaruh terhadap penanganan ini. Selain itu yang paling penting dan mendasar adalah dibutuhkah sebuah konsistensi dalam menyelesaikan sebuah masalah.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO). Dedi Kurnia Syah. Dirinya merespon dan menanggapi soal dipilihnya Menko Maritim dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan untuk memimpin penanganan covid-19 di 9 provinsi dengan tingkat penyebaran tertinggi.
Namun faktanya, setelah dipimpin Luhut, bukannya ada penurunan tapi justru jumlah kasus positif harian mengalami peningkatan.
“Membagi sebuah tugas penanganan ke banyak kelompok memang bukanlah kebijakan yang bijak, sebab hal tersebut justru akan menimbulkan kekuasaan yang tumpang tindih. Untuk itu presiden seharusnya segera melakukan evaluasi diri, karena penanganan persoalan krisis seperti ini sangat dibutuhkan sebuah konsistensi,” ujar Dedi.
Dedi mengungkapkan bahwa penanganan pandemi ini akan menjadi sia-sia jika ditangani oleh pihak yang terintegrasi antar para pemangku kepentingan.
Seharusnya presiden bisa melihat dan berkaca dari negara lain yang memiliki kualitas penanganan lebih baik.
Kita bisa lihat negara yang sukses, mereka secara total mempercayakan penanganan pandemi ini dengan pimpinan langsung oleh Menteri Kesehatan mereka.
Sementara coba lihat di negeri kita, Menteri Kesehatan malah seolah tenggelam, justru mereka yang bukan ahli dalam bidangnya malah diberi kepercayaan untuk memimpin.
“Jadi ini kalaupun mengerahkan seribu Luhut sekalipun jika tidak ada intergrasi antar pemangku kepentingan terkait pandemi, semuanya akan sia-sia dan tidak bisa maksimal,” pungkasnya. [Democrazy/Luthfi]