Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Ahmad Yani, mengungkapkan bahwa apa yang dikatakan oleh Gatot Nurmantyo hanyalah bermaksud mengingatkan bangsa ini tentang bahayanya suatu komunisme.
Karena jika menilik sejarah, PKI ini telah melakukan sebuah gerakan yang berpotensi besar memberikan ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu yang masih melekat dalam ingatan bangsa ini adalah peristiwa Madiun serta tragedi tahun 1965 yang begitu mengerikan.
“Beliau hanya mengingatkan soal masa lalu. Masa yang sangat kelam puluhan tahun yang lalu terjadi di negara ini,” ujar Ahmad Yani.
Ahmad Yani juga sepakat dengan pernyataan Gatot Nurmantyo bahwa memang ada indikasi kebangkitan paham komunis serta partai terlarang tersebut.
Munculnya aroma kebangkitan baru komunis ini langsung mendapatkan respon keras dari berbagai kalangan umat muslim.
Ahmad Yani kemudian mengaitkan adanya indikasi kebangkitan PKI model baru ini dengan lahirnya Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang kita tahu mendapatkan penolakan ekstra keras dari masyarakat.
“Kita tau ini mendapatkan penentangan hebat dari umat Islam, bahkan MUI dan seluruh rakyat Indonesia , berbagai ormas Islam yang ada dan lain sebagainya. Dan RUU HIP juga masih belum juga dicabut dari prolegnas hingga saat ini, padahal sudah ditentang habis-habisan,” ujar Ahmad Yani.
“Nah, jadi itu saya kira apa yang diungkapkan oleh Pak Gatot dalam konteks tersebut. Pak Gatot mengingatkan karena anak-anak muda, anak-anak sekolah kita sekarang pelajaran sejarah mau dihapuskan, jadi ini ada suatu indikasi yang mengarah kesana,” sambung Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad Yani juga mengungkapkan bahwa keberadaan PKI masih ada sampai sekarang namun berusaha untuk disamarkan atau bahkan ditutupi.
“Jadi ini sebuah narasi diksi yang sedemikian rupa sengaja dibuat yang berusaha untuk memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya terjadi. Bahkan memiliki anggapan bahwa PKI merupakan korban konspirasi,” pungkas Ahmad Yani. [Democrazy/Lukman]