AGAMA POLITIK

Refly Harun: Ada Kekuatan Oligarki Sistematis untuk Memojokkan Islam di Pemerintahan Jokowi!

DEMOCRAZY.ID
Mei 07, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Refly Harun: Ada Kekuatan Oligarki Sistematis untuk Memojokkan Islam di Pemerintahan Jokowi!

Refly-Harun-Ada-Kekuatan-Oligarki-Sistematis-untuk-Memojokkan-Islam-di-Pemerintahan-Jokowi

DEMOCRAZY.ID - Prof. Dr. Din Syamsuddin selaku tokoh Muhammadiyah sekaligus guru besar Pemikiran Politik Islam FISIP UIN Jakarta turut buka suara terkait tuduhan radikal terhadap sejumlah tokoh Islam.

Menurut Din, tuduhan itu tidak tepat dan mengada-ada saja.


“Tuduhan-tuduhan itu tidak tepat dan mengada-ada. Seandainya umat Islam radikal atau penganut radikalisme (khususnya politik) maka tidak akan ada negara Pancasila. Justru karena kenegarawanan dan toleransi tinggi para tokoh Islam maka negara Pancasila ada,” katanya, Rabu (5 Mei 2021).


Lebih lanjut Din mengungkap bahwa kekuatan oligarki telah mengendalikan buzzer melakukan pembunuhan karakter tokoh umat Islam karena berbagai faktor.


Menanggapi hal ini, ahli hukum tata negara, Refly Harun melalui Channel Youtube mengutarakan pendapat serta pandangannya.


Refly mengaku setuju dengan banyak pernyataan Din. Refly juga mengungkap, pada masa Presiden Jokowi seperti ada kekuatan oligarkis yang mau memojokkan Islam.


“Saya banyak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Din Syamsuddin ini. Jadi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi ini, seperti ada sebuah kekuatan oligarkis yang secara sistematis selalu ingin memojokkan figur Islam,” katanya.


Motifnya sendiri bermacam-macam dan kekhawatiran kelompok tersebut adalah takut jika Islam berkuasa.'


“Motifnya macam-macam, saya menduga ya kalau dikaitkan dengan politik, tentu kelompok-kelompok ini khawatir bahwa akan ada kebangkitan Islam."


"Jadi kekhawatiran mereka karena selalu menganggap kalau Islam berkuasa maka itu akan tidak favourable (baik) bagi kelompok minoritas, padahal justru tak terbukti,” ujarnya.


Padahal Islam sendiri tak pernah melakukan penindasan dan Refly mengatakan, toleransi telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.


“Jadi kalau kita bicara toleransi sekarang ini, toleransi sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak lama, jadi bukan hal yang baru."


"Cuma kita tahu bahwa dalam politik kontemporer kadang-kadang ya tidak sesederhana itu, kadang banyak kepentingan politik dan ekonomi,” tandasnya.


Refly menyatakan ekonomi dan politik bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara.


“Ekonomi dan politik itu menjadikan orang kadang-kadang menghalalkan segala cara, untuk tetap berkuasa baik secara politik maupun ekonomi dan tidak ingin ada kelompok lain yang bisa berkuasa,” ucapnya.


Padahal, kata dia, dalam negara demokratis itu kekuasaan bergilir asal ada kompetisi adil.


“Padahal kalau dalam negara demokratis ya kekuasaan itu bergilir saja. Asal ada fair competition,” sambungnya.


Politik, ekonomi, dan hukum tidak sehat adalah hal yang dirasakan Refly saat ini dan menurutnya memang ada buzzer yang dipelihara untuk menyerang Islam.


“Nah gejala hari ini, saya merasa begitu. Jadi memang ada kelompok buzzer yang dipelihara oleh oligarki politik untuk terus menerus secara sistematis menyerang orang-orang yang menyuarakan kebenaran, termasuk juga mereka tokoh Islam,” imbuhnya. [Democrazy/glm]

Penulis blog